Hidayat Nur Wahid Ajak Para Santri Lanjutkan Peran Ulama Pahlawan Bangsa

"Saat itu yang terpilih adalah Pak SBY, padahal beliau hanya didukung partai kecil. Akibatnya suasana politik memanas dan berpotensi menimbulkan kerawanan" ucapnya.
"Lazimnya, setelah dilantik presiden menyampaikan pidato, tetapi saat itu suasananya tidak memungkinkan" sambungnya.
"Sesuai kaidah Islam yang saya pelajari di Pondok Pesantren, saya sampaikan ke Pak SBY bahwa yang sunah tidak boleh mengalahkan yang wajib" ujar Hidayat.
"Sukses pelantikan Presiden dan pergantian kekuasaan secara damai adalah wajib, sementara pidato adalah sunah" kata Hidayat.
"Maka Saya minta Pak SBY untuk menyampaikan pidatonya nanti di istana saja. Agar tidak ada kejadian hal-hal yang bisa gagalkan pelantikan Presiden" katanya lagi.
"Alhamdulillah, Pak SBY bisa mengerti, dan berkat kaidah itu pelantikan berjalan lancar, tidak menimbulkan kekisruhan,” ujar Hidayat Nur Wahid yang akrab di sapa HNW menambahkan.
Delegasi Pondok Pesantren Darut Taqwa dipimpin Direktur Pendidikan Putra Ponpes Darut Taqwa, Drs. H. Ahmad Thobronni, M. Pd,.
Ikut hadir pada acara tersebut dua anggota Fraksi PKS MPR RI. Yaitu, Dr. H. Fahmi Alaydroes, M.M., Med dan Amin AK., M.M.
Keberhasilan menghindarkan keributan yang berpotensi terjadi pada pelantikan presiden hasil pemilu 2004, menurut Hidayat didapat dari pengalamannya selama berada di pondok Gontor.
Dulu, selama belajar di pondok, HNW bercerita, dirinya banyak mengikuti berbagai kegiatan. Mulai dari olah raga, belajar kelompok, latihan pidato hingga jadi pengurus organisasi.
Komentar